GSMA: Separuh penduduk dunia sudah memiliki ponsel pintar
Ponsel pintar telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Menurut laporan terbaru GSMA, lebih dari setengah (54%) populasi global kini memiliki ponsel pintar. Jumlahnya sekitar 4,3 miliar orang, klaim laporan tersebut. Laporan tersebut memperhitungkan jumlah pemilik ponsel pada akhir tahun 2022. Ini merupakan tonggak sejarah besar bagi industri seluler. Ini menyoroti semakin pentingnya teknologi seluler dalam kehidupan kita. Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa 57% populasi dunia (4,6 miliar orang) aktif menggunakan Internet seluler.

Pengguna Internet Seluler
Berdasarkan jumlah pengguna Internet, hampir 4 miliar orang mengakses Internet melalui ponsel pintar. Ini adalah sekitar 49% dari populasi global. Namun, saat ini terdapat sekitar 600 juta orang di dunia yang mengandalkan feature phone. Ini adalah sekitar 8% dari populasi global. Selain itu, terdapat 350 juta pemilik ponsel cerdas yang memilih untuk tidak menggunakan Internet seluler. Pada akhir tahun 2022, 69% ponsel cerdas yang digunakan pengguna Internet seluler mendukung 4G, 17% mendukung 5G, dan 14% terbatas pada 3G.
Meskipun basis Internet seluler terus berkembang, tingkat pertumbuhan terkait telah melambat pada tahun 2022. Pada tahun 2022, hanya ada 200 juta basis baru menurut GSMA. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan 300 juta pengguna baru yang tercatat pada tahun 2021 dan 2020.
Sebagian besar pertumbuhan berasal dari negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Di negara-negara kurang berkembang, hampir 30 juta orang akan memiliki akses terhadap internet seluler pada tahun 2022. Ini berarti seperempat populasi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah sudah terhubung ke Internet.

Perlu dicatat bahwa 5% populasi dunia masih kekurangan jangkauan broadband. Hal ini mempengaruhi hampir 400 juta orang. GSMA percaya bahwa “kesenjangan” ini terutama terjadi di wilayah pedesaan, miskin, dan berpenduduk jarang. Selain itu, GSMA melaporkan terdapat 3,4 miliar orang di dunia yang tidak terhubung dengan internet. Namun, hampir 90% dari mereka tinggal di wilayah yang memiliki internet aktif tetapi “belum pernah menggunakan layanan tersebut.” Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi GSMA dan perannya dalam industri seluler, serta temuan dari laporan terbaru.
Apa itu GSMA?
GSMA (Groupe Speciale Mobile Association) adalah badan perdagangan yang mewakili kepentingan operator jaringan seluler di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 1987 dan berkantor pusat di London, Inggris. Misi GSMA adalah untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri seluler, dan hal ini dilakukan dengan menyediakan platform bagi operator jaringan seluler untuk berkolaborasi dan berbagi praktik terbaik. GSMA juga melakukan penelitian dan analisis pada industri seluler dan menerbitkan laporan tentang berbagai topik terkait teknologi seluler.
Laporan Ekonomi Seluler
Laporan Ekonomi Seluler adalah salah satu laporan terlengkap yang diterbitkan oleh GSMA. Laporan ini memberikan wawasan mengenai keadaan industri seluler di seluruh dunia. Laporan ini juga memuat serangkaian data teknologi, sosio-ekonomi, dan keuangan, termasuk prakiraan hingga tahun 2030. Laporan ini dibuat oleh GSMA Intelligence, cabang penelitian GSMA. Ini diterbitkan setiap tahun di MWC Barcelona, acara industri seluler terbesar di dunia.
Laporan edisi terbaru mengungkapkan bahwa kini terdapat 5,9 miliar pelanggan seluler unik di seluruh dunia. Angka ini setara dengan 76% populasi dunia. Laporan ini juga menyoroti statistik utama berikut:
- Jumlah koneksi 5G diperkirakan akan mencapai 5 miliar pada tahun 2030.
- Kawasan Asia Pasifik merupakan pasar seluler terbesar, dengan lebih dari 2,8 miliar pelanggan seluler unik.
- Industri seluler merupakan kontributor signifikan terhadap perekonomian global, menghasilkan nilai ekonomi sebesar $4,9 triliun pada tahun 2020.
Laporan Kesenjangan Gender Seluler
Laporan Kesenjangan Gender Seluler adalah laporan penting lainnya yang diterbitkan oleh GSMA. Laporan ini berfokus pada kesenjangan gender dalam kepemilikan ponsel dan penggunaan internet seluler di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMICs). Laporan edisi terbaru mengungkapkan bahwa perempuan masih 7% lebih kecil kemungkinannya dibandingkan laki-laki untuk memiliki ponsel. Selain itu, perempuan 16% lebih kecil kemungkinannya menggunakan internet seluler. Laporan ini juga menyoroti temuan-temuan utama berikut:
- Ponsel pintar sangat penting untuk mengurangi kesenjangan gender dalam penggunaan internet seluler. Ketika perempuan sudah memiliki ponsel pintar, kesadaran dan penggunaan internet seluler mereka hampir setara dengan laki-laki.
- Kesenjangan gender dalam kepemilikan ponsel pintar telah melebar dari 16% pada tahun 2020 menjadi 18% pada tahun 2021, mencerminkan terhambatnya kemajuan dalam menutup kesenjangan gender internet seluler.
- Mengatasi kesenjangan gender dalam perangkat seluler memerlukan fokus pada peningkatan keterjangkauan ponsel, literasi, dan keterampilan digital.
Kesimpulan
GSMA adalah organisasi penting dalam industri seluler, dan laporannya memberikan wawasan berharga mengenai keadaan industri di seluruh dunia. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari separuh populasi global kini memiliki ponsel pintar, yang merupakan tonggak penting bagi industri seluler. Namun, Laporan Kesenjangan Gender Seluler menyoroti bahwa masih ada upaya yang harus dilakukan untuk menutup kesenjangan gender dalam kepemilikan ponsel dan penggunaan internet seluler di seluruh negara-negara berkembang dan berkembang. Penelitian dan analisis GSMA akan terus memainkan peran penting dalam membentuk masa depan industri seluler dan memastikan bahwa teknologi seluler dapat diakses oleh semua orang.
GSMA melaporkan bahwa 54% populasi global, sekitar 4,3 miliar orang, memiliki telepon seluler. Selain itu, 57% (4,6 miliar) secara aktif menggunakan internet seluler, dan hampir 4 miliar mengaksesnya melalui telepon seluler. Namun, 600 juta orang masih menggunakan feature phone, dan 350 juta pemilik ponsel pintar tidak menggunakan internet seluler. Tingkat pertumbuhan, meskipun lebih lambat pada tahun 2022, terus berlanjut terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Meskipun ada kemajuan, 5% wilayah dunia masih kekurangan jangkauan broadband, sehingga berdampak pada 400 juta orang, sebagian besar berada di pedesaan dan wilayah miskin. Sekitar 3,4 miliar orang memiliki akses internet tetapi belum pernah memanfaatkan layanan tersebut.
Sumber =”https://www.gizchina.com/2023/10/16/smartphone-ownership-gsma-report/”
Posting Komentar untuk "GSMA: Separuh penduduk dunia sudah memiliki ponsel pintar"